Maandag 24 Junie 2013

wijen

Tanaman wijen  (Sesamum orientale) merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak, dengan ketinggian 1,5-2 m.  Tanmaan yang berbentuk semak berumur 4 bulan sampai satu tahun.  Tanaman ini mampu tumbuh sepanjang tahun. Batang wijen hampir seperti kayu berbentuk bulat atau segiempat tergantung jenisnya.  Daun wijen tersusun berselang-seling, hampir berhadapan.  Tepi daunnya ada yang bergerigi ada yang tidak.  Daun berwarna hijau muda sampai tua dan tangkai daun berwarna keunguan.  Panjang daun17,5-30 cm dan lebar 1-7 cm.


Bunga wijen muncul diketiak daun.  Warna bunga bervariasi, putih, merah jambu atau ungu dengan bintik-bintik kuning atau lembayung di bagian dalam.
Buah atau polong wijen berbentuk lonjong dengan panjang 2,5-3 cm dan lebar 0,5-1 cm.  Dalam setiap polong terdapat 4-8 kotak sebagai tempat biji.  Jika biji telah matang maka polong akan terbuka mulai dari bagian atas.
Biji wijen berbentuk gepeng seperti telur berada dalam polong dengan jumlah yang sangat banyak, dan terletak berhadap-hadapan dengan posisi horisontal.  Warna biji berbeda-beda tergantung jenisnya: putih kekuningan, putih berbintik hitam, keabu-abuan, coklat, hitam.
Syarat tumbuh wijen:

  1. Jenis tanah yang baik untuk wijen adalah tanah podsolik, aluvial dan regosol.  Dg pH tanah optimum 5,5-6.
  2. Ketinggian tempat: Tanaman wijen dapat tumbuh di dataran rendah, medium maupun tinggi smapai 1.700 m dpl, namun yang optimal di dataran rendah kurang dari 700 dpl.
  3. Topografi tanah : baik di lahan datar
  4. Suhu optimum  27-33
  5. Curah hujan:  369mm- 800 mm/bln.  Wijen peka terhada CH tinggi dan tidak tahan terhadap genangan.
  6. Penyinaran: senang cahaya matahari penuh.  Penanamannya sebaiknya pada musim kemarau.
  7. Keadaan angin: wijen berbatang kecil tak tahan angin kencang karena dapat merusak tanaman.
Panen dan Pasca Panen wijen:
  1. Potensi wijen dapat mencapai 1,25 ton/ha.
  2. Umur panen sangat menentukan tingkat kemasakan biji wijen dan kadar minyak yang dikandungnya.  Umur panen wijen bervariasi antara 100-160 hari.  Jika di tanam di dataran rendah umur panen wijen lebih pendek sekitar 100 hari.  Jika ditanam didatran tinggi panen jadi lebih lama sekitar 160 hari.
  3. Cara panen, sam dengan pemanenan kedelai.  Pemetikan polong dengan mengambil seluruh tanaman dg memotong batang tanaman mulai dari pangkal batang dengan menggunakan sabit yang tajam. Selanjutnya tanaman diikat dan digundukkan selama dua hari agar daun-daunnya berguguran.
  4. Waktu panen: pagi , sore pada cuaca cerah.
Polong yang belum masak petik dicirikan oleh masih adanya warna hijau.  Jika sudah dipanen maka setelah penjemuran/pengeringan biji akan keriput, gabuk(kosong) dan berkadar minyak rendah.
Jika panen terlalu tua/terlambat maka polong sudah banyak yang pecah sehingga biji wijen sudah banyak yang lepas dan berhamburan di tanah.  Sehingga akan terjadi kehilangan hasil yang cukup banyak.   (Pustaka: Wijen, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Dede Juanda JS dan Bambang Cahyono.  Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2009)

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking